MAKALAH
PROSEDUR PEMERIKSAAN SPESIMEN DAN DIAGNOSTIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas KDM II
Semester : II
Dosen pembimbing : Ibu Ns. Anne Widauri, S.Kep, MARS

Disusun oleh:
Tingkat 1B
Kelompok 3
Anggota:
·        Fatimatus sa’diah
·        Ika sukaesih
·        Aris ria gunawan

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUBANG
Jl. Brigjen Katamso No 37 Telp. (0260) 412520 Subang
2012




KATA PENGANTAR

Alhamdulilah wa syukurilah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat jasmani dan rohani kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kebutuhan Dasar Manusia 2 (KDM II) yang bertema “Prosedur Pemeriksaan Spesimen dan Diagnostik”. Selain itu juga kami berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yaitu Ibu NS.Anne Widauri, S.kep, MARS yang selama ini telah membimbing kami.
                 Makalah ini bertujuan untuk membantu dan menjelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan spesimen dan diagnostik untuk kepentingan data-data yang dibutuhkan medis dan paramedis dalam memberikan tindakan yang dibutuhkan bagi kesembuhan  pasien.            Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam pengetikan kata. Kami sangat berharap masukan berupa kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik.




Subang, 10 Maret 2012


PENYUSUN
DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR......................................................................................................I
DAFTAR ISI....................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................1
     1. Tujuan umum............................................................................................1
     2. Tujuan khusus...........................................................................................1
C. Ruang lingkup...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

                 D. Macam-macam bahan pemeriksaan.............................................................
                 E. Pengertian dan tujuan pemeriksaan
                     1.Urine...........................................................................................................
                     2. Feses..........................................................................................................
                     3. Darah.........................................................................................................
                     4. Dahak (sputum).........................................................................................
                     5. Hapusan vagina atau vulva.......................................................................
                 F. Macam cara pengambilan spesimen.............................................................
                 G. Persiapan alat..............................................................................................
                 H. Persiapan klien............................................................................................
                 I. Cara kerja.....................................................................................................
                
BAB III PENUTUP
                
                 J. Kesimpulan....................................................................................................
                 K. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
            Berbagai macam penyakit baru mulai bermunculan pada jaman sekarang ini mulai dari penyakit luar sampai penyakit dalam. Berbagai jenis tindakan pengobatan pun semakin banyak ragam dan jenisnya seperti pengobatan modern dan alternatif akan tetapi untuk mengetahui jenis tindakan apa yang sesuai untuk diberikan kepada klien kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis penyakit apa yang diderita oleh klien sehingga kita dapat membantu klien, untuk mengetahui jenis penyakit apa yang diderita klien kita harus mengambil sebuah bahan pemeriksaan yang ada pada dri klien, bahan pemeriksaan itu seperti:  urine, feses, darah, dahak (sputum), hapusan vagina. Tujuan pembuatan makalah ini agar menambah wawasan tentang bagaimana prosedur pemeriksaan spesimen dan diagnostik.
     
B. Tujuan
 
1.      Tujuan Umum
a. Agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui tentang prosedur pemeriksaan spesimen dan diagnostik.
b. Sebagai salah satu bahan penuntasan tugas mata ajaran kebutuhan dasar manusia 2 (KDM 2).
2.      Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui dan memahami:
a.       Macam-macam bahan pemeriksaan spesimen.
      b.   Pengertian dan tujuan pemeriksaan spesimen dan diagnostik.
      c.               Persiapan yang dibutuhkan klien dan persiapan alat.
      d.   Cara kerja atau pelaksanaan pengambilan spesimen

C. Ruang lingkup
      Dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini kami membahas tentang macam-macam bahan pemeriksaan spesimen, pengertian dan tujuan pemeriksaan spesimen, macam cara pengambilan spesimen, persiapan alat dan persiapan yang dibutuhkan klien.

BAB II
PEMBAHASAN
D. Macam-macam bahan pemeriksaan
            Macam-macam bahan pemeriksaan antara lain :
1. urine.
2. feses.
3. darah.
4. dahak (sputum).
5. hapusan vagina atau vulva.

E. Pengertian dan tujuan pemeriksaan
1. Pemeriksaan urine adalah mengambil urine sebagai bahan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari pemeriksaan urine adalah menyediakan urine sebagai bahan pemeriksaan dan menetukan apakah terdapat kelainan urin yang di urai secara makroskopis ( fisik ), sedimen / endapan ( makroskopis – mikroskopis, unsur organic – non organic ), kimiawi, bakterialogis, maupun imunologis.tergantung pada sampel atau jenis urin yang diperiksa. Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien baru, pasien pra dan pasca bedah, pasien yang mendapatkan obat tertentu, pasien hamil bila diperlukan, pasien dengan penyakit yang ada hubungannya dengan alat perkemihan, pemeriksaan kesehatan secara berkala (general medical check up).

2. Pemeriksaan feses adalah mengambil dan menyediakan feses sebagai bahan pemeriksaan laboratorium.  Tujuan dari pemeriksaan feses adalah menyediakan feses sebagai bahan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan dan melihat ada tidaknya darah. Pemeriksaan ini mudah dilakukan baik oleh perawat atau klien sendiri.Pemeriksaan ini menggunakan kertas tes Guaiac. analisa produk diet dan sekresi saluran cerna. Bila feses mengandung banyak lemak (disebut: steatorrhea), kemungkinan ada masalah dalam penyerapan lemak di usus halus. Bila ditemukan kadar empedu rendah, kemungkinan terjadi obstruksi pada hati dan kandung empedu, mendeteksi telur cacing dan parasit. Untuk pemeriksaan ini dilakukan tiga hari berturut-turut. mendeteksi virus dan bakteri. Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah feses sedikit untuk dikultur.Pengambilan perlu hati-hati agar tidak terkontaminasi.Pada lembar pengantar perlu dituliskan antibiotik yang telah dikonsumsi. Pemeriksaan in dilakukan pada setiap pasien baru atau sewaktu-waktu bila diperlukan.

3. Pemeriksaan darah adalah mengambil darah sebagai bahan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan kebutuhan. Darah untuk berbagai macam pemeriksaan dapat diambil dari perifer (pembuluh darah tepi) vena dan arteri. Pada pasien dewasa darah diambil pada ujung jari atau daun telinga bagian bawah. Pada bayi dan anak kecil, darah dapat diambil pada ibu jari kaki atau tumit.
4. Pemeriksaan dahak (sputum) adalah mengambil dahak (sputum) dari bronchi dan trachea untuk bahan pemeriksaan. Tujuan dari pemeriksaan dahak (sputum) adalah menyediakan dahak (sputum) yang keluar dari bronchi dan trachea sebagai bahan pemeriksaan untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam tubuh pasien. Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang mengalami infeksi atau peradangan saluran pernafasan.
5. Pemeriksaan hapusan genatalia adalah pengambilan hapusan genitalia sebagai bahan pemeriksaan. Tujuan dari pemeriksaan hapusan genitalia adalah menyediakan hapusan genetalia sebagai bahan pemeriksaan sesuai dengan bahan kebutuhan. Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien wanita dengan tersangka gonorrhoe (GO) flour albus atau infeksi pada leher rahim dan pada pasien pria dengan tersangka gonorrhoe.
F. Macam cara pengambilan spesimen
1. pengambilan feses disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yaitu:
   a. untuk pemeriksaan lengkap.
   b. untuk pemeriksaan kultur (pembiakan).
Pemeriksaan lengkap adalah pemeriksaan terhadap feses segar serta meliputi warna, bau, konsisten, lendir darah dan telur cacing.
2. pengambilan spesimen darah dapat dilakukan pada:
a. vena (pembuluh balik).
b. arteri (pembuluh nadi).
c. perifer/kapiler (pembuluh darah tepi).
G. Persiapan alat
1. persiapan alat pengambilan spesimen urine:
   a. urinal atau pispot.
2. persiapan alat pengambilan spesimen feses:
  a. sama seperti pada persiapan alat untuk buang air besar dan buang air kecil, dengan catatan bahwa untuk pasien wanita yang tidak dapat berjalan harus disediakan dua buah pispot.
  b. tempat untuk feses yang akan diperiksa.
  c. dua batang lidi sebagai alat pengambilan feses.
 3. persiapan alat pengambilan spesimen darah:
  a. persiapan alat pengambilan darah di vena:
     1). Spuit dan jarum steril dalam tempatnya.
     2). Kapas alcohol dalam tempatnya.
     3). Karet pembendungan vena.
     4). Kain pengalas.
     5). Bengkok.
     6). Botol tertutup yang bersih dan kering tempat bahan pemeriksaan.
 b. persiapan alat pengambilan darah di arteri:
   1). Spuit 2 cc, berisi reparin 0,1 cc.
   2). Kapas alcohol dalam tempatnya.
   3). Kain pengalas.
   4). Tutup jarum atau gabus steril.
c. persiapan alat pengambilan darah perifer:
   1). Piuset darah.
   2). Jarum khusus atau pena yang steril.
   3). Kapas alcohol.
   4). Kapas kering
   5). Alat pengukur Hb.
   6). Kaca obyek (obyek glass).
   7). Botol pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan, tergantung macam pemeriksaan.
   8). Bengkok (nierbekken).
4. persiapan alat pengambilan spesimen dahak (sputum):
 a. untuk pemeriksaan basil tahan asam (BTA), persiapan alat:
   1). Sputum spot (tempat ludah) yang tertutup.
   2). Botol tempat bahan pemeriksaan.
   3). Formulir pemeriksaan dan kertas etiket.
5. persiapan alat pengambilan spesimen hapusan genitalia:
  a. tabung kimia steril berisi kapas lidi steril.
  b. kapas lidi steril dalam tempatnya untuk mengambil bahan hapusan.
  c. kaca obyek (obyek glass).
  d. bengkok berisi larutan desinfektan.
  e. piring petri bengkok berisi campuran alkohol 96% dan aether dengan perbandingan 1:1.
  f. untuk membuat hapusan dari leher rahim atau dari portio (papsmer) harus disediakan speculum.
  g. kain sublimat atau savlon.
  h. kain kasa secukupnya.
  i. sarung tangan.
H. Persiapan klien
Pasien diberitahu tentang hal-hal yang akan dilakukan (tekhnik komunikasi terapeutik diterapkan).
I. Cara kerja
A.1  URIN BERSIH (clean voided urine specimen)

Urin bersih diperlukan untuk pemeriksaan urinalisa rutin. Untuk pemeriksaan urinalisa rutin diperlukan:
Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena urin pertama cenderung konsentrasinya lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan memiliki pH lebih rendah. Jumlah minimal 10mL
Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat melakukannya sendiri, dengan menampung urin pada wadah yang disediakan, kecuali klien yang lemah, mungkin memerlukan bantuan.



A.2 URIN TENGAH (clean-catch or midstream urin specimen)
Urin tengah merupakan cara pengambilan spesiman untuk pemeriksaan kultur urin yaitu untuk mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih. Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi dari bakteri di permukaan kulit, namun pengambilan dengan menggunakan kateter lebih berisiko menyebabkan infeksi.Perlu mekanisme khusus agar spesimen yang didapat tidak terkontaminasi.

Pengambilan dilakukan dengan cara:
bersihkan area meatus urinarius dengan sabun dan air atau dengan tisue khusus lalu keringkan biarkan urin yang keluar pertama dimaksudkan untuk mendorong dan mengeluarkan bakteri yang ada didistal, beberapa waktu kemudian tampung urin yang ditengah. Hati-hati memegang wadah penampung agar wadah tersebut tidak menyentuh permukaan perineum. Jumlah yang diperlukan 30-60mL.

Prosedur mengumpulkan urin midstream
Langkah Rasional

1.      ikuti kebijakan lembaga dalam pengambilan specimen

Kebijakan lembaga dapat berbeda –beda dalam metode pengambilan
kaji status klien
a. pada saat terakhir kali klien berkemih
b. tingkat kesadaran atau tahap perkembangan
c. mobilisasi ,keseimbangan , dan keterbatasan fisik
d. Dapat mengindikasikan penuhnya kandung kemih
e. Menunjukan kemampuan klien dalam bekerja sama selama prosedur
f. Menentukan tingkat bantuan
g. kaji tingkat pengetahuan klien terhadap pemeriksaan
h. Informasi memungkinkan dapat mengklarifikasi kesalahpahaman dan meningktkan kerjasa sama dari klien

jelaskan prosedur
a. alasan dibutuhkannya spesimen midstrem
b. cara agar klien dan keluarga dapat membantu
c. cara mengambil spesimen yang bebas dari feses
d. Mengurangi ansietas
e. Membantu klien mengumpulkan spesimen urin secara mandiri
f. Feses dapat merubah karakteristik urin dan dapat menyebabkan nilai pengukuran menjadi salah
g. apabila klien tidak merasakan keinginan berkemih yang mendesak, berikan air minum 30 menit sebelum pengambilan urin

Meningkatkan kemampuan berkemih

Privasi klien

ü  Memungkinkan klien bersifat rileks
ü  berikan sabun,lap basah , dan handuk untuk membersihkan daerah perineum
ü  Pakai sarung tangan non steril dan bantu perawatan perineum pada klien yang tidak dapat berjalan
ü  Mencegah penularan mikroorganisme
ü  ganti sarung tangan
ü  Mengurangi transfer infeksi
ü  buka peralatan steril atau persiapkan peralatan steril
ü  tuang antiseptik diatas bola kapas
ü  Bola kapas digunakan untuk membersihkan perineum

13. buka wadah steril
           
    Bantu dan biarkan klien membersihkan perineum dan mengumpulkan spesimen urin nya secara mandiri
a. pria
v  pegang penis dengan satu tangan dan bersihkan ujung penis dengan gerakan memutar dari arah tengah keluar dan menggunakan swab antiseptik
v  bersihkan daerah tersebut dengan air sterildan keringkan dengan bola kapas
v  setelah klien mulai mengeluarkan aliran urin ,letakan wadah pengumpul dibawah aliran urin dan kumpulkan 30 – 60 ml

b. wanita
v  buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang tidak dominan
v  bersihkan daerah tersebut dengan bola kapas ,dari bagian depan ke belakang
v  bantu klien membersihkan daerah perineum dan mengumpilkan secara mandiri
v  bersihkan daerah tersebut dengan air sterildan keringkan dengan bola kapas
v  dengan tetap memisahkan labia, klien harus mulai mengeluarkan urin , dan setelah aliran keluar letakan wadah spesimen dibawah aliran urin dan kumpulkan 30 – 60 ml.

14. Mengurangi jumlah bakteri
v  Mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptik
v  Urin yang pertama keluar membuang mikroorganisme yang dalam kondisi normal terakumulasi di meatus urinarius dan mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen
v  Memungkinkan akses kemeatus uretra
v  Mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptik
v  Urin yang pertama keluar membuang mikroorganisme yangt dalam kondisi normal terakumulasi di meatus urinarius dan mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen

15 pindahkan wadah spesimen sebelum aliran urin terhenti dan sebelum melepaskan labia atau penis.klien meyelesaikan berkemih dalam bedpend tau toilet mencegah spesimen terkontaminasi oleh flora kulit.
16. tutup wadah spesimen dengan aman dan kuat. mempertahankan sterilitas bagian dalam wadah
17. bersihkan urin yang mengenai bagian luar wadah,dan letakan dikantung plastikan specimen Mencegah transfer mikroorganisme dengan orang lain.
18. pindahkan bedpen dan bantu klien untuk dapat posisi yang nyaman meningkatkan lingkungan yang rileks
19 berikan label pada daftar specimen mencegah identifikasi yang tidak akurat
20. lepaskan sarung tangan dan cuci tangan mencegah transfer mikroorgani9sme dengan orang lain
21 kirim spesimen ke labort dalam 15 menit atau m,asukan dalam lemari es bakteri dapat berkembang biak dalam urin
22. catat tanggal dan waktu pengambilan spesimen dalam catatan keperawatan mendokumentasikan implementasi yang diprogramkan dokter

A.3 URIN TAMPUNG (timed urin specimen/waktu tertentu)
Beberapa pemeriksaan urin memerlukan seluruh produksi urin yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam – 24 jam. Urin tampung ini biasanya disimpan di lemari pendingin atau diberi preservatif (zat aktif tertentu) yang mencegah pertumbuhan bakteri atau mencegah perubahan/kerusakan struktur urin.Biasanya urin ditampung di tempat kecil lalu dipindahkan segera ke penampungan yang lebih besar.

Adapun tujuan pemeriksaan yang menggunakan urin tampung adalah:
v  mengkaji kemampuan ginjal mengkonsentrasikan dan mendilusi urin
v  menentukan penyakit gangguan metabolisme glukosa,fungsi ginjal
v  menentukan kadar sesuatu dalam urin (misal: albumin, amilase, kreatinin, hormon tertentu)

Hal yang perlu dilakukan perawat:
v  Periode pengumpulan jenis ini dimulai setelah klien berkemih
v  beri wadah yang telah disiapkan oleh pihak laboratorium
v  setiap kali berkemih ,urin dikumpul dalam sebuah wadah yang bersih lalu segera masukan dalam wadah yang lebih besar
v  setiap spesimen harus bebas dari feses atau tisu toilet
v  perawat harus mengigatkan klien untuki berkemih nsebelum defekasi
v  wadah pengumpil urin perlu dimasukan dalam lemari ES.

A.4 SPESIMEN URIN ACAK
v  Spesimen urin rutin yang diambil secara  acak dapat dikumpulkan dari urin klien saat berkemih secara alami atau dari kateter foley atau kantong pengumpul urin yang mengalami diversi urinarius
v  Spesimen harus bersih digunakan pada pemeriksaan urinalisis
v  Anjurkan klien untuk minum 30 menit sebelum prosedur dilakukan,dan hanya 120 mL urin yang dibutuhkan untuk pemeriksaan yang akurat
v  Setelah spesimen dikumpilkan ,perawat m,emasang tutup dengan ketat padsa wadah spesimen,membersihkan setiap urin yang keluar mengenai bagian wadah,meletakan wadah pada kantong plastik,dan kirim spesimem yang telah diberi label ke labor.


A.5 SPESIMEN KATETER INDWELLING
Urin steril dapat diperoleh dengan mengambil urin melalui area kateter yang khusus disiapkan untuk pengambilan urin dengan jarum suntik.Klem kateter selama kurang lebih 30 menit jika tidak diperoleh urin waktu pengambilan. Untuk kultur urin diperlukan 3 mL, dan 30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urin, hati-hati dalam pengambilan agar tidak terkontaminasi.

Pengambilan specimen urin
a.    Pengambilan Spesimen
1) Wadah Spesimen
a) Wadah spesimen urine harus bersih dan kering.
b) Dapat terbuat dari plastik atau botol gelas.
c) Mulut wadah lebar dan dapat ditutup rapat.
d) Wadah berwarna terang.

2) Bahan Pengawet
a) Formalin 37%.
b) Ethylene Diamine Tetra Acetat (EDTA).

3) Cara Pengambilan Spesimen
a) Urine ditampung selama 24 jam
b) Urine yang telah ditampung diambil sebanyak 50 – 100 ml, kemudian tambahkan dengan 2 ml formalin 27% atau 100 mg EDTA, kemudian kocok hingga homogen.
4) Identitas Spesimen.
diberi nomor dan kode, sedangkan identitas lengkap dapat dilihat pada buku registrasi yang berisikan nomor, tanggal, nama responden, umur, jenis kelamin, jenis pemeriksaan,
b. Pengiriman Spesimen
1) Setelah spesimen urine terkumpul masing-masing dalam wadah/botol kecil, kemudian dimasukan dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan diberi es sebagai pengawet sementara (cool box).
2) Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah terbalik atau tumpah.
3) Pengiriman harus secepat mungkin sampai ke laboratorium (tidak lebih dari 3 hari).
c. Pemeriksaan Spesimen
Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk memeriksa kadar Timah hitam dalam urine, antara lain metoda Dithizone dan metoda Spektrofotometrik Serapan Atom.
Pemilihan metoda pemeriksaan disesuaikan dengan kemampuan sumber daya yang tersedia, baik tenaga, bahan pemeriksaan ataupun peralatan.

d. Analisa Hasil
Kadar Timah hitam dibandingkan dengan Biological Exposure Index (BEI) atau nilai index untuk pajanan biologi.Kadar Timah hitam dalam darah 50 mg/100ml. Kadar Timah hitam dalam urine 150mg/ml creatinine. Zinc protoporphynin dalam darah (setelah 1 bulan terekspos) 250 mg/100 ml erythrocytes atau 100mg/100 ml darah

e. Tindak Lanjut
Hasilnya dilaporkan pada pihak-pihak yang berwenang.

B.1 Pengambilan spesimen feses
Sebelum pengambilan spesimen, perawat perlu mengingatkan klien akan hal-hal berikut:
defekasi pada bedpan yang bersih bila memungkinkan, spesimen tidak terkontaminasi dengan urin atau darah menstruasi. jangan meletakan tisue pembersih pada bedpan setelah defekasi karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
Dalam pengambilan spesimen gunakan sarung tangan bersih, jumlah feses tergantung pemeriksaan, umumnya 2,5cm untuk feses padat atau 15-30mL untuk cair. Untuk kultur, gunakan swab yang steril, lalu dimasukkan dalam kantung steril. Segera kirim spesimen ke lab untuk segera diperiksa.

C.1 Cara Pengambilan Spesimen darah
a). Darah Kapiler
Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau anak daun telinga untuk mengambil darah kapiler, sedangkan pada bayi atau anak kecil dapat diambil di tumit atau ibu jari kaki.Tempat yang dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah.

Adapun cara mengambil spesimen sebagai berikut :
(1) Bersihkan tempat yang akan ditusuk memakai kapas beralkohol 70% dan biarkan sampai kering.
(2) Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
(3) Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril, pada jari tusukkan dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari dan tidak boleh sejajar. Bila yang akan diambil spesimennya pada anak daun telinga tusukan pinggirnya dan jangan sisinya sampai darah keluar.
(4) Setelah penusukan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan kapas beralkohol dan biarkan sampai darah tidak keluar.

b) Darah Vena
Pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa cubiti, pada bayi dapat digunakan vena jugularis superficialis atau sinus sagittalis superior. Cara pengambilan spesimen sebagai berikut :
(1) Ikat lengan atas dengan menggunakan karet pengikat/torniquet, kemudian tangan dikepalkan.
(2) Tentukan vena yang akan ditusuk, kemudian sterilkan dengan kapas berakohol 70%.
(3) Tusuk jarum spuit/disposable syringe dengan posisi 45o dengan lengan.
(4) Setelah darah terlihat masuk dalam spuit, rubah posisi spuit menjadi 30o dengan lengan, kemudian hisap darah perlahan-lahan hingga volume yang diinginkan.
(5) Setelah volume cukup, buka karet pengikat lengan kemudian tempelkan kapas beralkohol pada ujung jarum yang menempel dikulit kemudian tarik jarum perlahan-lahan.
(6) Biarkan kapas beralkohol pada tempat tusukan, kemudian lengan ditekuk/dilipat dan biarkan hingga darah tidak keluar.
(7) Pindahkan darah dari disposibel syringe ke wadah berisi anti koagulan yang disediakan, kemudian digoyang secara perlahan agar bercampur.
(8) Jika spesimen ingin tetap dalam spuit, setelah darah dihisap kemudian dengan spuit yang sama dihisap pengawet/anti koagulan.

6.Identitas Spesimen
Spesimen diberi nomor dan kode, sedangkan identitas lengkap dapat dilihat pada buku registrasi yang berisikan nomor, tanggal, nama responden, umur, jenis kelamin, jenis pemeriksaan.



b. Pengiriman Spesimen Darah
1) Setelah spesimen terkumpul masing-masing dalam wadah/botol kecil, kemudian dimasukan dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan diberi es sebagai pengawet sementara (cool box).
2) Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah terbalik atau tumpah.
3) Wadah diberi label yang berisi tentang identitas yang meliputi : tanggal pengiriman, jenis dan jumlah sampel, jenis pemeriksaan yang diminta, jenis pengawet, dan tanda tangan pengirim.
4) Sampel dikirim ke laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan atau laboratorium lainnya.
5) Transportasi pengiriman harus secepat mungkin sampai ke laboratorium, pengiriman spesimen maksimum 3 hari.

c. Pemeriksaan Spesimen Darah
Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk memeriksa kadar Timah hitam dalam darah, antara lain metoda Dithizone dan metoda Spektrofotometrik Serapan Atom.
Pemilihan metoda pemeriksaan disesuaikan dengan kemampuan sumber daya yang tersedia, baik tenaga, bahan pemeriksaan ataupun peralatan.

d. Analisa Hasil
Kadar Timah hitam dibandingkan dengan Biological Exposure Index (BEI) atau nilai index untuk pajanan biologi.Menurut WHO (tahun 1977) nilai pada orang dewasa normal adalah 10 s/d 25 µg per desiliter.

e. Tindak Lanjut
Hasilnya dilaporkan pada pihak-pihak yang berwenang.

D.1 Cara pengambilan spesimen dahak (sputum)
umumnya di pagi hari, saat bangun tidur klien mengeluarkan sputum yang diakumulasi sejak semalam. Bila klien tidak dapat batuk, kadangkala diperlukan suksion faringeal. Langkah sebagai berikut:
v  lakukan perawatan mulut
v  minta klien untuk napas dalam lalu batuk. Diperlukan sputum sebanyak 15-30mL
v  lakukan kembali perawatan mulut.
Kultur Tenggorokan
Kultur tenggorokan dilakukan dengan menggunakan swab dengan mengambil bahan dari mukosa yang ada di orofaring dan tonsil. Kultur dilakukan untuk melihat mikoorganisme penyebab penyakit.Dalam melakukannya perawat menggunakan sarung tangan bersih, lalu ambil bahan pada daerah tonsil dan orofaring yang berisi eksudat dan berwarna kemarahan. Kadangkala timbul refleks gag, untuk mencegahnya saat pemeriksaan posisi klien duduk dan minta klien membuka mulut seraya berkata “ah” lalu kerjakan tindakan dengan cepat.

























BAB III
PENUTUP
J. Kesimpulan
       Pengambilan spesimen sebagai bahan penelitian terhadap penyakit apa yang diderita klien/pasien sangat penting dan dibutuhkan karena dapat digunakan oleh tenaga medis atau paramedis (perawat) didalam memberikan tindakan atau asuhan keperawatan yang dibutuhkan klien agar kondisi klien menjadi lebih baik. Selain itu juga pengambilan spesimen juga berguna untuk mengetahui infeksi mikroorganisme apa yang menyerang klien, Yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan spesimen adalah: Cara Pengambilan/Penyimpanan/Pengiriman specimen . Adapun tujuan dari pemahaman cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil yang akurat dalam pemeriksaan secara makroskopis/mikroskopis dan spesimen tidak rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium. Salah satu hal paling penting yang mendasari cara pengelolaan spesimen yaitu harus diperhatikan tujuan pengambilan spesimen. Spesimen diambil apakah untuk pemeriksaan mikrobiologi/patologi klinik/patologi anatomi/parasitologi. Hal ini harus diperhatikan sebab prosedur pengelolaan spesimen pada setiap bidang pastilah berbeda. Misalnya, antikoagulan EDTA yang tidak boleh dipakai dalam pengawetan dalam proses penyimpanan darah laboratorium mikrobiologi sebab akan mematikan kuman yang akan diperiksa. Tetapi, antikoagulan EDTA digunakan dalam laboratorium patologi klinik.
K. Saran
            Dalam proses pemeriksaan spesimen sering kali terjadi kesalahan seperti dalam proses pengambilan spesimen terkadang kesalahannya terdapat pada cara atau langkah kerja tenaga medis atau paramedis yang sering kali tidak tepat mengikuti prosedur kerja pengambilan spesimen untuk itu prosedur kerja pengambilan spesimen perlu diketahui dan dipahami agar meminimalisir kesalahan dalam mengambil spesimen, selain itu juga klien atau pasien haruslah diberitahu terlebih dahulu tentang jenis pengambilan spesimen dan tujuan pengambilan spesimen.
           






DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN “KEPUTUSAN MORAL DAN TEORI MORAL DALAM KEPERAWATAN”

Di keheningan malam ini