MAKALAH
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
PERIOPERATIF
Semester : II
Dosen pembimbing : Bapak Cecep Mulyana


Disusun oleh:
Tingkat 1B
Kelompok 8
Anggota:
·        Fatimatus sa’diah
·        Nur intan afriyani
·        Diki sutistino
·        Dodi jamal
·        Ria fitriani


AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUBANG
Jl. Brigjen Katamso No 37 Telp. (0260) 412520 Subang
2012


BAB I
PENDAHULUAN
 A. Latar belakang
            Masa operasi adalah masa yang sangat membutuhkan persiapan karena dalam masa ini dibutuhkan ke hati-hatian agar proses operasi dapat berjalan dengan lancar dan baik. Berbagai macam resiko buruk dapat terjadi ketika operasi dan sesudah operasi. Maka dari itu dibutuhkan persiapan yang lebih agar dapat mengurangi resiko buruk yang akan terjadi. Dokumentasi keperawatan tentang perioperatif dapat membantu calon perawat dan perawat untuk membimbing tentang langkah-langkah membuat perioperatif sebelum operasi, ketika operasi, dan sesudah operasi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
            Agar rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi dapat memahami dokumentasi tentang perioperatif.
2. Tujuan khusus
            Agar rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi dapat memahami dokumentasi tentang perioperatif:
1.      Pra bedah.
2.      Intra bedah.
3.      Pasca bedah.

C.Ruang lingkup
Makalah ini membahas tentang dokumentasi keperawatan perioperatif, sebelum operasi, ketika operasi, sesudah operasi.

 
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF
A. PRA BEDAH
1. Pengkajian keperawatan                            
            Beberapa hal yang perlu dikaji dalam tahap prabedah adalah pengetahuan tentang persiapan pembedahan dan pengalaman masa lalu, kesiapan psikologis, pengobatan yang mempengaruhi kerja obat anestesi, seprti antibiotika yang berfungsi dalam istirahat otot, anti koagulan yang dapat neningkatkan perdarahan, antihipertensi yang mempengaruhi anestesi yang dapat menyebabkan hipotensi, diuretik yang berpengaruh pada ketidakseimbangan potasium, dll. Selain itu, terdapat juga pengkajian terhadap riwayat alergi obat atau lainnya, status nutrisi, ada atau tidak nya alat protesa seperti gigi palsu dan sebagainya.
            Pemeriksaan lain yang di anjurkan sebelum pelaksanaan bedah adalah radiografi thoraks, kapasitas vital, fungsi paru, dan analisis gas darah pada pemantauan sisitem respirasi, kemudian pemeriksaan elektrokardiogram, darah, leukosit, eritrosit, hematrokrit, elektrolit, pemeriksaan air kencing, albumin, blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, dan lain-lain untuk menentukan gangguan sistem renal dan pemeriksaan kadar gula darah atau lainnya untuk mendeteksi gangguan metabolisme.
2. Diagnosis Keperawatan
Hal yang perlu di perhatikan dalam diagnosis keperwatan prabedah adalah :
1.      Cemas berhubungan dengan ancaman kematian.
2.      Takut berhubungan dengan dampak dari tindakan pembedahan atau anestesi.
3.      Risiko terjadi infeksi berhubungan denagan kurangnya pengetahuan atau menurunnya nutrisi.
4.      Risiko terjadi cedera berhubungan dengan defisit pengindraan/motor.
3. Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
1.      Memperlihatkan tanda-tanda tidak ada kecemasan
2.      Memperlihatkan tanda-tanda tidak ada ketakutan.
3.      Risiko infeksi dan cedera tidak terjadi.



Rencana Tindakan :
Untuk mengatasi adanya rasa cemas dan takut, dapat di lakukan persiapan psikologis pada pasien melalui pendidikan kesehatan, penjelasan tentang peristiwa yang mungkin akan terjadi, dan seterusnya.
Untuk mengatasi masalah risiko infeksi atau cedera lainnya dapat di lakukan dengan prabedah seperti diet, persiapan perut, kulit, persiapan bernafas, dan latihan batuk, persiapan latihan kaki, latihan mobilitas dan lain-lain.
4. Pelaksanaan(Tindakan) keperawatan                                                       
1). Persiapan Psikologi
Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya tidak stabil. Hal ini dapat disebabkan karena :
  1. Takut akan perasaan sakit, narcosa atau hasilnya.
  2. Keadaan sosial ekonomi dari keluarga.
Penyuluhan merupakan fungsi penting dari perawat pada fase pra bedah dan dapat mengurangi cemas pasien. Hal-hal dibawah ini penyuluhan yang dapat diberikan kepada pasien pra bedah.
  1. Penjelasan tentang peristiwa
Informasi yang dapat membantu pasien dan keluarganya sebelum operasi :
- Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan).
- Hal-hal yang rutin sebelum operasi.
- Alat-alat khusus yang diperlukan
- Pengiriman ke ruang bedah.
- Ruang pemulihan.
- Kemungkinan pengobatan-pengobatan setelah operasi :
  • Perlu peningkatan mobilitas sedini mungkin.
  • Perlu kebebasan saluran nafas.
  • Antisipasi pengobatan.
  1. Bernafas dalam dan latihan batuk
  2. Latihan kaki
  3. Mobilitas
  4. Membantu kenyamanan

2). Persiapan fisiologis
1. Pemberian pendidikan kesehatan prabedah
Pemberian pendidikan kesehatan yang perlu di jelaskan adalah berbagai informasi mengenai tindakan pembedahan, diantaranyan jenis pemeriksaan yang di lakukan sebelum bedah, alat-alat khusus yang di perlukan, pengiriman ke kamar bedah, ruang pemulihan, dan kemungkinan pengobatan setelah bedah.
2. Persiapan Diet
Pasien yang akan di bedah memerlukan persiapan khusus dalam hal penganturan diet pasien boleh menerima makanan biasa sehari sebelum bedah, tetapi 8 jam sebelum bedah tidak di perbolehkan makan, sedangkan cairan dalam lambung adapat menyebabkan aspirasi.
3. Persiapan Kulit
Persiapan ini dilakukan dengan cara membebaskan daerah yang akan di bedah dari mikroorganisme dengan cara menyiram kulit menggunakan sabun heksaklorofin(hexachlorophene) atau sejenisnya sesuai dengan jenis pembedahan. Bila pada kulit terdapat rambut, maka harus di cukur.
4. Latihan Bernapas dan Latihan Batuk
Cara latiahan ini di lakukan untuk meningkatkan kemampuan pengenbangan paru sedangkan batuk dapat menjadi kontra indikasi pada bedah intra kranial, mata, telinga, hidung, dan tenggorokabn karena dapat meningkatkan tekanan merusak jarin gan dan melepaskan jahitan, pernapasan ya ng di anjurkan adalah pernapasan diafragma, dengan cara seperti di bawah ini:
1.      Atur poisisi tidur semi fowler, lutut di lipat untuk mengenbangkan thoraks .
2.      Tempatkan tangan di atas perut.
3.      Traik napas perlahan-lahan melalui hidung, biarkan dada mengembang.
4.      Tahan napas selama 3 detik.
5.      Keluarkan napas dengan mulut yang di moncongkan.
6.      Tarik napas dan keluarkan kembali, lakukan hal yang sama hingga 3 kali, setelah nfas terakhir, batukan untuk mengeluarkan lendir.
7.      Istirahat.
5. Latihan Kaki
Latihan ini dapat di lakukan untuk mencegah dampak tromboflebitis. Latiahan kaki yang di anjurkan antara lain latihan memompa otot, latihan quadrisep, dan latihan mengencangkan glutea. Latihan otot dapat di lakukan dengan mengkontraksikan otot betis dan paha, kemudian istirahatkan otot kaki dan ulangi hingga 10 kali. Latihan quadrisep dapat di lakukan dengan cara membengkokan lutu kaki rata pada tempat tidur, kemudian meluruskan kaki pada tempat tidur, mengangkat tumit, melipat lutut rata pada tempat tidur, dan ulangi hingga 5 kali, latihan mengencangkan glutea dapat di lakukan dengan cara menekan otot pantat, kemudian coba gerakan kaki ke tepi tempat tidur, lalu istirahat sebanyak 5 kali.
6. Latihan Mobilitas
Latihan mobilitas di lakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi, mencegah dekubitus, merangsang peristaltil serta mengurangi adanya nyeri. Untuk melakukan latihan mobilitas, pasien harus mampu menggunakan alat di tempat tidur, seperti menggunakan penghalang agar bisa, memutar badan, melatih duduk di sisi tempat tidur atau dengan cara menggeser pasien ke sisi tempat tidur, melatih duduk di awali tidur fowler, kemudian duduk tegak dengan kaki menggantung di sisi tempat tidur.
7. Pencegahan cedera
Untuk mengatasi risisko terjadinya cedera tindakan yang perlu di lakukan sebelum pelaksanaan bedah adalah :
1.      Cek identitas pasien .
2.      Lepaskan perhiasan pada pasien yang dapat mengganggu, misalnya cincin, gelang, dan lai-lain.
3.      Bersihkan zat kuku untuk memudahkan penilaian sirkulasi.
4.      Lepaskan lensa kontak.
5.      Lepaskan protesa.
6.      Alat bantu pendengaran dapat di gunakan jika pasien tidak dpat mendengar.
7.      Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kencing
8.      Gunakan kaos kaki antiemboli bila pasien beresiko mengalami tromboplebitis.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah prabedah secara umum dapat di nilai dari adanya kemampuan dalam memahami masalah atau kemungkinan yang terjadi pada intra dan pasca bedah. Tidak ada tanda kecemasan, ketakutan, serta tidak di temukannya resiko komplikasi pada infeksi atau cedera lainnya.
B. Intrabedah
1. Pengkajian keperawatan
            Salah satu hal yang perlu di kaji dalam intra bedah adalah pengaturan posisi pasien. Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan mencangkup aspek pemantauan fisiologis, perubahan tanda vital, sistem, kardiovaskular, keseimbangan cairan, dan pernapasan. Selain itu lakukan pengkajian terhadap tim dan instrumen pembedahan serta anestesi yang di berikan.
2. Diagnosis Keperawatan
Hal yang perlu di perhatikan dalam diagnosis keperawatan intra bedah adalah:
·         Risiko terjadinya cedera berhubungan dengan prosedur pembedahan.

3. Perencanaan keperawatan
Tujuan :
Mencegah terjadinya cedra atau resiko lainnya sebagai dampak dari tindakan pembedahan.
Rencana tindakan  :
1.      Gunakan semua alat atau instrumen untuk tindakan pembedahan seperti pemakaian baju bedah, tutup kepala, masker, [penutup sepatu, celemek, dan sarung tangan , serta pencucian tangan.
2.      Lakukan persiapan anestesi sebelum tindakan pembedahan.
3.      Lakukan pemantauan selama masa tindakan pembedahan.
4. Pelaksanaan (tindakan) keperawatan.
1. Penggunaan baju seragam bedah
Penggunaan baju seragam bedah didesain secara khusus dengan harapan dapat mencegah kontaminasi dari luar, berprinsip bahwa semua baju dari luar harus diganti dengan baju bedah yang steril, atau baju harus dimasukkan ke dalam celana, atau harus menutupi pinggang untuk mengurangi menyebarnya bakteri dan gunakan tutup kepala, masker, sarung tangan, serta celemek steril.
2. mencuci tangan sebelum pembedahan
Lihat bagian mencuci tangan steril.
3. menerima pasien di daerah bedah
Sebelum memasuki wilayah bedah, pasien harus melakukan pemeriksaan ulang diruang penerimaan untuk mengecek kembali nama, bedah yang akan dilakukan , nomor status registrasi, berbagai hasil laboratorium dan x-ray, persiapan darah setelah dilakukan pemeriksaan silang dan golongan darah, alat protesa, dan lain-lain.
4. pengiriman dan pengaturan posisi di kamar bedah
Posisi yang dianjurkan pada umumnya adalah terlentang, telungkup, trendelenburg, lithotomi, lateral, dan lain-lain.
5. pembersihan dan persiapan kulit
Pelaksanaan ini bertujuan untuk membuat daerah yang akan dibedah bebas dari kotoran dan lemak kulit serta mengurangi adanya mikroba. Bahan yang digunakan dalam pembersihan kulit ini harus memiliki spektrum khasiat, memiliki kecepatan khasiat, atau memiliki potensi yang baik serta tidak menurun bila adanya terdapat kadar alkohol, sabun detergen, atau bahan organik lainnya.


6. penutupan daerah steril
Penutupan daerah steril dilakukan dengan menggunakan doek steril  agar daerah seputar bedah tetap steril dan mencegah berpindahnya mikroorganisme antara daerah yang steril dan tidak.
7. pelaksanaan anestesi
Pelaksanaan anestesi dapat dilakukan dengan berbagi macam antara lain anestesi umum, inhalasi atau intravena, anestesi regional dengan cara memblok saraf, dan anestesi lokal.
8. pelaksanaan pembedahan
Setelah dilakukan anestesi, tim bedah akan melaksanakan pembedahan sesuai dengan ketentuan pembedahan.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap masalah intrabedah secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan status kesehatan, seperti normalnya perubahan tanda vital, kardiovaskuler, pernapasan, ginjal, dan lain-lain.
C. Pasca bedah
1. Pengkajian keperawatan
Beberapa hal yang perlu dikaji setelah tindakan pembedahan (pascabedah) diantaranya adalah status kesadaran, kualitas jalan napas, sirkulasi, dan perubahan tanda vital yang lain, keseimbangan elektrolit, kardiovaskuler, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya, serta alat yang digunakan dalam pembedahan.
2. Diagnosis keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis keperawatan pascabedah adalah:
1.      Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat luka pembedahan.
2.      Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sebagai dampak anestesi.
3.      Resiko terjadi retensio urine berhubungan dengan dampak anestesi.
4.      Perubahan kebutuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
5.      Konstipasi berhubungan dengan dampak anestesi.
6.      Risiko cedera berhubungan dengan adanya kelemahan.
7.      Gangguan mobilitas fisisk berhubungan dengan nyeri danketahanan yang menurun.
8.      Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan.


3. Perencanaan dan pelaksanaan keperawatan
Tujuan:
1.      Meningkatkan proses penyembuhan luka.
2.      Mempertahankan respirasi yang sempurna.
3.      Mempertahankan sirkulasi.
4.      Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
5.      Mempertahankan eliminasi.
6.      Mempertahankan aktivitas.
7.      Mengurangi kecemasan.
Rencana tindakan:
1.      Meningkatkan proses penyembuhan luka untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat dilakukan dengan cara merawat luka dan memperbaiki asupan makanan yang tinggi protein dan vitamin c. Protein dan vitamin c dapat membantu pembentukan kolagen, dan mempertahankan integritas dinding kapiler.
2.      Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan cara latihan napas, yakni tarik napas yang dalam dengan mulut terbuka, tahan selama 3 detik, kemudian hembuskan. Atau, dapat pula dilakukan dengan cara menarik napas melalui hidung dengan menggunakan diafragma, kemudian keluarkan napas perlahan-lahan melalui mult yang dikuncupkan.
3.      Mempertahankan sirkulasi, dengan cara menggunakan stocking pada pasien yang berisiko tromboplebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna memperlancar vena balik.
4.      Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cara memberikan cairan sesuai dengan kebutuhan pasien dan monitor asupan dan output serta mempertahankan nutrisi yang cukup.
5.      Mempertahankan eliminasi dengan cara mempertahankan asupan dan output serta mencegah terjadinya retensi urine.
6.      Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan memperkuat otot sebelum ambulatori.
7.      Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi secara terapeutik.
4. Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum dapat di nilai dari adanya kemampuan dalam mempertahan kan status kesehatan, seperti adanya peningkatan proses penyembuhan luak, sistem respirasi yang sempurna, sisten sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, sistem eliminasi, aktivitas, serta tidak di temukan tanda kecemasan lanjutan. 


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Dokumentasi keperawatan tentang perioperatif sangat membantu calon perawat dan para perawat dalam melakukan keperawatan perioperatif. Dalam memahami dokumentasi keperawatan perioperatif  kita harus terlebih dahulu mengetahui  dan memahami tentang langkah-langkah dalam membuat dokumentasi perioperatif seperti langkah-langkah membuat dokumentasi prabedah, kita harus mengetahui bagaimana cara mengkaji, mendiagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

 


DAFTAR PUSTAKA
1.  A. Aziz Alimul H. Kebutuhan Dasar Manusia, penerbit Salemba Medika, Jakarta : 2006.

2.  Epsilia Yuni Fitriyanti. Asuhan keperawatan perioperatif, http://epsildjogja.wordpress.com/perioperatif/. 30 april 2012.

 



Komentar

  1. Dried Dried Dried Dried Dried Dried Dried Dried Dried - Titanium Art
    You mens titanium necklace can use powerbook g4 titanium it on the pizza at the Pizza Hut, where you can also add Dried titanium iv chloride Dried Dried Dried Dried Dried Dried Dried titanium nose rings Dried Dried Dried Dried Dried Dried Dried titanium nipple jewelry Dried Dried Dried Dried Dried Dried Dried $4.00 · ‎In stock

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN “KEPUTUSAN MORAL DAN TEORI MORAL DALAM KEPERAWATAN”

Di keheningan malam ini